Rabu, 10 Julai 2013

Tazkirah Ramadhan

Orang yang berpuasa mempunyai adab-adabnya, yang mana tidak akan sempurna puasa itu kecuali dengan adanya adab adab tersebut. Yang terpenting daripada itu adalah menjaga lidah dari dusta dan ghibah (menggunjing) serta membicarakan sesuatu yang tidak perlu baginya.

Ia jaga mata dan telinganya dari mendengarkan dan melihat kepada sesuatu yang tidak halal baginya serta sesuatu yang dianggap fudhul (berlebihan). Begitu pula ia jaga dirinya dari memakan makanan haram dan syubhat, khususnya keika berbuka puasa. Ia berusaha dengan sangat hati-hati untuk tidak berbuka puasa, kecuali dengan memakan makanan yang halal.

Seorang ulama salaf berkata: ”Apabila engkau puasa, lihat makanan apa yang engkau makan ketika berbuka dan di tempat siapa engkau berbuka.”

Hal itu merupakan dorongan agar berhati-hati mengenai makanan untuk berbuka puasa. Begitu pula orang yang berpuasa harus menjaga semua anggota tubuhnya dari melakukan dosa-dosa, kemdian dari perbuatan yang tidak perlu. Dengan itu puasanya menjadi sempurna dan bersih.

Banyak orang berpuasa dengan memayahkan dirinya dengan lapar dan haus, namun ia biarkan anggota tubuhnya berbuat maksiat sehingga merosakkan puasanya dan mensia-siakan kepayahannya. Nabi Muhammad SAW bersabda (yang ertinya):

“Banyak orang berpuasa, tetapi puasanya hanya menghasilkan lapar dan dahaga.”

Meninggalkan maksiat adalah wajib untuk selamanya keatas orang yang berpuasa mahupun orang yang tidak berpuasa. Akan tetapi bagi orang yang berpuasa lebih hati-hati dan lebih wajib. Nabi SAW bersabda (yang ertinya):

“Puasa itu adalah perisai. Maka pada hari seorang dari kamu berpuasa, janganlah ia berkata keji dan berbuat kefasikan serta jangan mengganggu orang lain. Jika ada orang memarahinya atau memakinya, maka katakanlah: Sesungguhnya aku berpuasa."



Termasuk adab orang berpuasa ialah untuk tidak banyak tidur di siang hari dan tidak banyak makan di waktu malam. Hendaknya dia makan sekadarnya hingga dia merasakan sentuhan lapar dan dahaga supaya jiwanya menjadi baik dan syahwatnya menjadi lemah serta hatinya menjadi terang. Itulah rahsia puasa dan tujuannya.

Hendaklah orang yang puasa menjauhi kemahuan dan kesenangan syahwat serta kenikmatan yang banyak. Sedikit-sedikitnya adalah kebiasaan bersenang-senang itu hanya sekali di bulan Ramadhan dan lainnya. Ini adalah sedikit-dikitnya yang patut. Akan tetapi latihan dan menjauhi keinginan nafsu menimbulkan pengaruh besar dalam dalam menerangi hati dan secara khusus di tuntut di bulan Ramadhan.

Adapun orang-orang yang menjadikan bersenang-senang dan hidup mewah di bulan Ramadhan yang mereka tidak biasa lakukan diluar bulan Ramadhan, maka hal itu adalah tipu daya syaitan yang menipu mereka supaya mereka tidak merasakan keberkahan puasa mereka. Dan supaya tidak nampak pada mereka pengaruhnya berupa cahaya, mukassafat, sifat khusyuk kepada Allah dan tunduk dihadapan-Nya menikmati munajat-Nya dan pembacaan kitab-Nya serta dzikir-Nya.

Kebiasaan salaf kita adalah mengurangi kebiasan dan kesenangan nafsu serta memperbanyakkan amal baik di bulan Ramadhan secara khusus, meskipun hal itu sudah dikenal dari perilaku mereka dalam seluruh waktu. Termasuk adanya ialah tidak terlalu banyak mengurusi dunia di bulan Ramadhan, tetapi mengkhususkan diri beribadah kepada Allah dan menyebut namaNya sebanyak mungkin.

Janganlah ia mengurusi dunia, kecuali bila sangat mendesak bagi keperluannya atau keluarganya yang wajib diurusinya. Hal itu disebabkan bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lain seperti hari Jumaat di antara hari-hari yang lain. Oleh kerana itu orang2 mukmin harus menjadikan hari Jumaat dan bulannya ini khusus untuk akhiratnya.

Termasuk sunnah adalah menyegerakan berbuka puasa dan berbuka dengan kurma, jika tidak menemukannya, maka mencukupi ianya berbuka dengan air. Adalah Nabi SAW berbuka sebelum shalat maghrib, Nabi SAW bersabda:

“Umatku selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan dalam berbuka puasa dan mengakhiri sahur.” Maka mengakhirkan sahur adalah sunnah pula. Orang yang puasa hendaknya makan sedikit.

Hal itu dimaksudkan supaya nampak pengaruh puasa padanya dan iapun bisa mendapat hikmahnya dan mencapai tujuannya, iaitu mendidik nafsu dan melemahkan keinginannya. Kerana rasa lapar dan kekosongan perut berpengaruh besar dalam menerangi hati dan kekuatan anggota badan dalam beribadah, sedangkan kekenyangan adalah menyebabkan kekerasan hati dan kelalaian serta kemalasan dalam melakukan ibadah. Nabi Muhammad SAW bersabda (yang ertinya):

“Tidaklah anak Adam mengisi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia tidak mampu menghindarinya, maka sepertiga perut itu untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.”

Seorang arif berkata: “Apabila perut menjadi kenyang maka semua anggota tubuh menjadi lapar, dan apabila perut menjadi lapar, maka semua anggota tubuh menjadi kenyang.”

Maksud laparnya anggota-anggota tubuh adalah ibarat usaha dan keinginannya yang sangat untuk melampiaskan kesenangannya. Maka lidah suka bicara, mata suka memandang, dan telinga suka mendengar. Begitu juga anggota tubuh yang lain. Bangkitnya anggota-anggota tubuh itu adalah untuk mencari kelebihan dari kesenangannya ketika perut menjadi penuh.

Dan ketika perut kosong maka diamnya dan ketenangan anggota-anggota tubuh itulah yang diungkapkan dengan istilah kekenyangan anggota tubuh dan hal itu dapat disaksikan.

Sangat dianjurkan memberi makan orang-orang yang berpuasa, walaupun hanya beberapa butir kurma atau seteguk air. Nabi Muhammad SAW bersabda (yang ertinya):

“Barangsiapa yang memberi makan orang puasa, maka ia mendapat pahala seperti orang yang puasa itu tanpa mengurangi sedikitpun”.

Pahala ini mampu diperolehi orang yang memberi makan untuk berbuka puasa, walaupun hanya air. Ada pun orang yang memberi makan orang yang berpuasa sesudah berbuka puasa dirumahnya atau ditempat lain, maka ia tidak mendapat pahala ini, tetapi mendapat pahala memberi makan, dan pahalanya besar.

Bagaimanapun, memberi makan orang yang berpuasa sehingga kenyang adalah perbuatan yang mendapat banyak pahala. - Sumber

Tiada ulasan:

Catat Ulasan